Minggu, 13 Februari 2011

Semuanya Serba di Islamikan?

Kita mungkin sering menjumpai beberapa kata yang menambahkan kata-kata “islami” dibelakangnya ,misalnya, yang populer belakangan ini“ film islami”,“sinetron islami”,“novel islami”, dan islami-islami lainnya.Dilihat sepintas,“ islamisasi” inikelihatan baik, seolah-olah dienul Islam sudah mendarah daging dan sudah mencakupi seluruh aspek kehidupan.Namun, sebenarnya jika ditinjau dari segisyari ’at, islamisasi serampangan macam ini justru berbahaya.Islamisasi model seperti ini sudah menunjukkan gejala pemanfaatan nama Islam untuk menghalalkan hal-hal yang pada dasarnyatidak halal. Coba kitalihat, misalnya“ musik islami”.Kalau kita tinjau hukum asal musik,maka berdasarkan sabda Rasulullahshalallahu ’alaihiwasallam:“Kelak akan ada dariumatku beberapakaum yang menghalalkan zina,sutera, minuman keras dan musik. ” (HR. Bukharidan Abu Daud)Maka hukum musikpada dasarnya adalahharam. Lalu muncullahsekelompok manusia,yang kebanyakanadalah para pemuda– yang mengaku memperjuangkan Islam tetapi hanya berdasarkan semangat saja tanpa ilmu – yangkemudian berusaha merubah hukum ini denga nmenambahkan embel-embel “islami”dibelakangnya. Makalahirlah apa yangdikenal dengan“ musik islami” atau“nasyid islami”.Sedangkan untukmasalah novel (fiksi),sinetron, dan berbagaibentuk sandiwara fiktif lainnya, yangsemuanya adalah cerita yang dibuat-buat, hukumnya dapatdilihat di http://www.almanhaj.or.id/content/2071/slash/0 .Bahkan yang lebih parah lagi, ada istilah“ pacaran islami”.Innalillaahi wa innaailaihi raaji ’uun. Ini adalah suatu bentukpeniruan terhadap budaya orang-orang barat yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam.

Apakah jika para pemuda yang non-aktivis Islam berpacaran dengan cara“ konvensional”,lantas para pemudayang mengaku aktivis Islam berpacaran dengan cara yang Islami?Lalu apakah penambahan label islami dapat merubah ketentuan syari ’at?Jawabannya sudah pasti TIDAK. Kalo gitu enak bener dong, kalo mau menghalalkan hal-hal yang tidak halal tinggal di-islami-kan. Mau jadi apa agama ini nantinya.Tidak usahlah beralasan untuk mengikuti perkembangan zaman karena zaman ini makin lama makin rusak. Islamisasi seperti ini justru merupakan bentuk pemikiran liberal yang sangat berbahaya.Dilihat dari segi dampaknya pun islamisasi macam ini lebih berbahaya daripada maksiat.Kenapa? Karena jika seseorang berbuat maksiat maka dia sadar bahwa itu adalah salah (walaupun masihterus melakukannya)dan masih ada peluang dia akan bertaubat dari kesalahannya itu.Sedangkan yang namanya “musik islami”, para pelakunya tidak sada rbahwa perbuatannya itu adalah salah.Mereka menganggap bahwa hal itu baik,sebagai sarana mendekatkan dir ikepada Allah dan alasan aneh lainnya,sehingga mereka kecil kemungkinannya akan bertaubat.Iblis berkata: “YaTuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma ’siat) di mukabumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka.” (QS15:39-40) Namun ada juga islamisasi yang bermanfaat bagi umatmuslim. Selain bermanfaat, islamisasi ini juga tidak menyimpang dari syari ’at karenatidak berusaha merubah hal yang tidak halal menjadi halal. Salah satunya adalah dalam bidang teknologi komputer,yaitu pengembangan sistem operasi Linux berbasis Islam (sepert iSabily) yang ditujukan bagi umat muslim di seluruh dunia secara gratis, dan mengandung aplikasi-aplikasi islami yang insyaallah bermanfaat.Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar